Performa Solid Trio Bek Timnas Indonesia Jadi Tantangan bagi Mees Hilgers
Font Terkecil
Font Terbesar
Sejauh ini, pada tiga fase kualifikasi, Ridho, Idzes, dan Hubner telah tampil dalam tujuh pertandingan. Dari jumlah tersebut, Timnas Indonesia hanya kalah satu kali, yakni saat menghadapi Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 15 November 2024, dengan skor 0-4.
Di luar laga tersebut, mereka mencatatkan kemenangan atas Vietnam (1-0 dan 3-0), Filipina (2-0), Arab Saudi (2-0), serta Bahrain (1-0), dan hasil imbang melawan Australia (0-0). Statistik ini menunjukkan betapa solidnya pertahanan yang dibangun oleh ketiga pemain tersebut.
Mees Hilgers Masih Berjuang di Timnas
Di sisi lain, Mees Hilgers yang telah tiga kali tampil membela Timnas Indonesia belum mampu membawa tim meraih kemenangan. Dalam tiga pertandingan yang ia jalani, Indonesia hanya bermain imbang 2-2 melawan Bahrain, serta mengalami kekalahan dari China (1-2) dan Australia (1-5).
Hal ini cukup mengejutkan mengingat Hilgers merupakan pemain Indonesia dengan nilai pasar tertinggi, mencapai sembilan juta poundsterling. Bersama FC Twente, bek berusia 23 tahun ini telah membuktikan kualitasnya sebagai pemain yang disegani. Namun, hingga kini, ia masih berusaha menemukan bentuk terbaiknya di level internasional.
Tak hanya Hilgers, pemain bertahan lain seperti Jordi Amat dan Muhammad Ferarri juga menghadapi tantangan besar untuk menembus tim utama. Jika Hilgers yang memiliki reputasi tinggi masih kesulitan mendapatkan tempat, para pemain lain pun harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan kepercayaan pelatih.
Meski demikian, persaingan di lini belakang tetap terbuka. Konsistensi performa trio Ridho, Idzes, dan Hubner tentu menjadi standar bagi para bek lain yang ingin bersaing dalam skuad utama.
Pratama Arhan dan Kesempatan di Timnas
Sementara itu, Pratama Arhan belum mendapatkan kesempatan bermain dalam dua laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia dan Bahrain. Meski masuk dalam daftar panggilan, pemain Bangkok United ini tidak dimasukkan ke dalam susunan pemain utama, kalah bersaing dengan Calvin Verdonk dan Shayne Pattynama.
Pelatih Patrick Kluivert tampaknya masih dalam tahap mengenal kemampuan Arhan. Selain itu, strategi lemparan ke dalam khas Arhan mungkin belum menjadi prioritas bagi Kluivert dalam skema permainannya saat ini. Namun, bukan tidak mungkin di masa mendatang, kemampuan spesial Arhan akan dimanfaatkan dalam skema taktik Timnas.
Hal serupa juga berlaku bagi pemain lain seperti Asnawi Mangkualam Bahar. Tidak dipanggil dalam satu atau dua laga bukanlah akhir dari perjalanan karier. Kompetisi di level klub harus menjadi ajang pembuktian bagi mereka untuk terus mengasah kemampuan hingga kembali mendapatkan tempat di Timnas.
Masa Depan Timnas di Bawah Kluivert
Patrick Kluivert memiliki tugas besar dalam mengenali potensi sepak bola Indonesia secara lebih mendalam. Strategi yang ia terapkan masih dalam tahap adaptasi, terlihat dari perubahan formasi yang digunakan dalam dua laga terakhir. Saat menghadapi Australia, ia menggunakan skema empat bek, namun setelah mengalami kekalahan 1-5, ia beralih ke formasi tiga bek saat melawan Bahrain dan berhasil meraih kemenangan.
Ke depan, Kluivert harus terus mengevaluasi strategi dan memanfaatkan potensi pemain yang ada. Dengan komposisi skuad yang semakin kompetitif, peluang Timnas Indonesia untuk melangkah lebih jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar.***