Oknum TNI AL Bunuh Warga Aceh, HMI : Harus dituntut Hukuman Mati
Font Terkecil
Font Terbesar
Jasad tersebut diduga kuat merupakan korban perampokan mobil yang diduga dilakukan oleh Oknum TNI AL.
Korban diketahui menghilang saat melakukan transaksi jual beli mobil Toyota Innova di daerah Krueng geukueh. Berdasarkan informasi yang beredar, calon pembeli meminta tes drive sebelum akhirnya membawa kabur kendaraan bersama korban. Beberapa saksi juga mengaku sempat mendengar suara tembakan sebelum mobil dilarikan, berita ini menjadi panas di kalangan masyarakat Aceh sampai saat ini.
Menanggapi kasus tersebut, Muhammad Fadli selaku Sekretaris Umum HMI Badko Aceh memberikan keterangan tertulis nya kepada media, selasa (18/3/2025).
"Kami HMI Badko Aceh mengecam keras tindakan biadab tersebut, dan kami meminta pelaku diberikan Hukuman mati, setimpal dengan perbuatan yang telah dilakukan nya yaitu mencuri mobil dan menghilangkan nyawa masyarakat sipil".
"Hukuman mati telah di atur dalam Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang pembunuhan berencana, menurut kami ini telah direncanakan dengan matang, dari si pelaku melihat korban menjual mobil di Facebook, sampai melakukan pertemuan dan meminta test drive dengan maksud ingin memiliki mobil secara ilegal sampai pada tindak pidana pembunuhan, jadi secara rentetan kejadian sudah sangat layak untuk dijatuhi hukuman mati bagi oknum TNI AL tersebut ".
Fadli melanjutkan " Kemudian dari segi sosial kita melihat korban meninggalkan istri dan anak, yang dimana korban merupakan tulang punggung keluarga, dibunuh oleh oknum militer yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat, oknum TNI AL tersebut diberikan hak menggunakan senjata untuk memerangi musuh Negara, bukan membunuh rakyat, jika pelaku tidak diberikan hukuman yang berat, maka akan lahir oknum-oknum TNI yang seperti ini lagi kedepannya".
"Kami meminta Panglima TNI untuk tegas dalam kasus pembunuhan masyarakat sipil ini, dan peradilan militer memberikan hukuman mati, agar TNI tidak kehilangan kepercayaan publik kedepannya, terutama di Aceh, daerah yang secara psikologis mempunyai sejarah panjang dengan militeristik".***