Kesederhanaan Gubernur Aceh Berbuka Puasa Bersama Korban Konflik
Font Terkecil
Font Terbesar
Sebagai mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Mualem sangat memahami penderitaan masyarakat yang terdampak konflik. Ia pernah berada di tengah perjuangan rakyat Aceh dan kini, sebagai pemimpin, ia terus berupaya membangun kembali kehidupan mereka yang pernah terhimpit oleh konflik berkepanjangan.
Tanpa protokoler berlebihan, Mualem mendatangi rumah Wak Hamamah, seorang korban konflik yang hidup dalam keterbatasan. Kedatangannya disambut hangat oleh para korban lainnya, termasuk fakir miskin, lansia, dan janda korban konflik.
Suasana berbuka puasa berlangsung sederhana. Dengan hanya beralaskan tikar di halaman rumah Wak Hamamah, Gubernur Aceh duduk lesehan bersama masyarakat, menunjukkan kedekatannya tanpa jarak. Tidak ada kemewahan, hanya kebersamaan yang penuh kehangatan dan rasa kekeluargaan.
Mualem berbincang akrab dengan para korban konflik, mendengarkan cerita mereka, dan berbagi tawa. Para pejabat yang mendampinginya, termasuk Kepala SKPA dan ajudan, juga ikut serta duduk lesehan, merasakan kebersamaan dalam kesederhanaan.
Setelah berbuka puasa, Mualem menyerahkan bantuan berupa sembako, pakaian, dan uang tunai kepada mereka yang membutuhkan. Sebanyak 200 paket sembako yang disediakan Pemerintah Aceh berisi kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan telur. Bantuan ini diberikan kepada fakir miskin, lansia, serta janda korban konflik di Kabupaten Aceh Timur.
Mualem menegaskan bahwa perhatian kepada korban konflik akan terus menjadi prioritasnya. Ia berjanji akan terus mengupayakan berbagai program untuk membantu pemulihan mereka, baik secara ekonomi maupun sosial.
Kesederhanaan dan kedekatan Mualem dalam momen berbuka puasa ini menjadi bukti nyata bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mau turun langsung ke tengah masyarakat, merasakan apa yang dirasakan rakyatnya, dan tidak melupakan sejarah perjuangan yang pernah mereka jalani bersama.***