210 Ribu Orang Akan Dilatih Kelola Koperasi Desa
![]() |
Budi Arie Setiadi (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan melindungi petani serta warga desa dari ketidakadilan dalam sistem ekonomi.
“Pak Prabowo memiliki perhatian besar terhadap koperasi dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, beliau mencetuskan ide pendirian Koperasi Desa Merah Putih, dan saya ditugaskan untuk menjalankan program ini,” ujar Budi Arie saat menghadiri acara Buka Puasa Bersama Kadin Indonesia di JCC Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat dikutip CNN Indonesia (14/3/2025).
Program ini dirancang untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi di desa, termasuk maraknya praktik perantara dan rentenir yang merugikan masyarakat kecil.
"Tujuan utama program ini adalah melindungi masyarakat desa agar tidak terjerat sistem ekonomi yang tidak adil, seperti harga jual hasil panen yang rendah bagi petani, sementara di kota harga belinya justru tinggi," jelasnya.
Dalam skema yang telah dirancang, sebanyak 70 ribu koperasi desa akan didirikan, di mana setiap koperasi akan dikelola oleh tiga orang. Dengan demikian, total 210 ribu orang akan mendapatkan pelatihan khusus untuk mengelola koperasi ini.
“Kerja sama dengan Kadin tentu menjadi hal yang penting dalam menjalankan program ini,” tambahnya.
Budi Arie juga menekankan bahwa Koperasi Desa Merah Putih memiliki peran strategis dalam mengurangi angka kemiskinan ekstrem yang saat ini masih mencapai 3 juta orang di wilayah pedesaan.
Menurutnya, koperasi bisa menjadi solusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan sekaligus mendukung visi Indonesia Emas 2045.
"Koperasi adalah wujud nyata dari demokrasi ekonomi, yang memungkinkan setiap orang berusaha dengan sistem yang saling menguntungkan serta berkontribusi dalam mengangkat perekonomian rakyat," paparnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen tidak bisa hanya bertumpu pada kota, melainkan juga harus melibatkan desa sebagai pilar utama.
Saat ini, sekitar 85 persen kontribusi ekonomi nasional masih berasal dari kota, sementara desa hanya menyumbang 15 persen. Padahal, 91 persen wilayah Indonesia merupakan daerah pedesaan.
"Kita perlu menyeimbangkan komposisi ini agar pembangunan dan kesejahteraan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," tutupnya.***
Sumber : CNN Indonesia