BREAKING NEWS

Aceh Utara Kekurangan Ratusan Dokter Umum, Ini Data Lengkapnya




ACEH UTARA
- Kabupaten Aceh Utara menghadapi kekurangan tenaga medis, dengan kebutuhan akan 180 hingga 190 dokter umum untuk melayani 627.450 jiwa penduduk yang tersebar di 852 gampong dalam 27 kecamatan. Selain itu, berdasarkan analisis sistem informasi Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK), Aceh Utara juga membutuhkan tambahan 650 tenaga kesehatan di berbagai jenjang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang memadai.


Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, menjelaskan hal tersebut kepada wartawan baru-baru ini. "Kekurangan dokter umum di daerah ini masih sangat signifikan. Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Kesehatan dan BPJS, rasio idealnya adalah 1 dokter untuk setiap 2.500 penduduk, namun saat ini rasio kita masih 1 dokter untuk 7.500 penduduk. Artinya, kita membutuhkan tambahan sekitar 180 hingga 190 dokter umum," ungkapnya.



Selain itu, Amir juga menyebutkan bahwa saat ini hanya terdapat satu dokter spesialis di Aceh Utara, yang berlokasi di Rumah Sakit Umum Cut Mutia di Buket Rata, Lhokseumawe. "Dokter spesialis di rumah sakit lainnya, seperti RS dr. Muchtar Hasbi, masih belum ada yang definitif. Meski begitu, kita sudah memperhitungkan bahwa tahun depan, jumlah dokter yang dibutuhkan akan lebih banyak," lanjutnya.


Dari segi tenaga medis lainnya, khususnya bidan dan perawat, beberapa puskesmas memang masih mengalami kekurangan. Namun, secara keseluruhan, untuk menutupi kebutuhan tenaga kesehatan di 852 desa, Aceh Utara masih membutuhkan 650 tenaga medis sesuai dengan perhitungan sistem ABK.



"Secara formal, untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis yang sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduk, kita membutuhkan 650 orang lagi. Meskipun ada 2.850 tenaga medis sukarela yang tercatat dalam database Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK), mereka tetap harus diperhatikan agar dapat diterima sebagai tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan negara, bukan hanya berdasarkan status pribadi," jelas Amir.


Amir juga menambahkan bahwa pemenuhan kekurangan tenaga medis ini bergantung pada kemampuan daerah, provinsi, maupun pusat. "Meskipun kami prioritaskan tenaga medis yang telah bekerja selama 8 hingga 16 tahun, keputusan akhir tetap bergantung pada kemampuan keuangan daerah dan negara. Ini menjadi tantangan besar bagi kami, karena jika jumlah tenaga sukarela ini tidak diperhatikan, bisa menambah angka pengangguran," tambahnya.


Di samping itu, beberapa puskesmas di daerah tertentu masih sangat membutuhkan tenaga kesehatan, seperti Puskesmas Pirak Timur, Paya Bakong, Lapang, Bandar Baro, Geureudong Pase, Lhok Beringen, dan Simpang Tiga. "Tempat-tempat tersebut memerlukan tambahan tenaga medis, baik perawat, bidan, maupun tenaga kesehatan lainnya," tutup Amir.


Laporan | Tim Redaksi


ADVERTISEMENT
no