BREAKING NEWS

Perubahan Dramatis di Pasar Minyak Sawit India: Pembatalan Pesanan dan Pergeseran ke Minyak Kedelai

Pemanen Sawit

"Beberapa pembeli di India, terutama yang memiliki kilang minyak di pantai timur, memilih untuk menjual kembali kontrak minyak sawit mereka kepada pemasok. Keputusan ini diambil karena margin penyulingan minyak sawit yang tidak menguntungkan di India, ditambah dengan harga CPO yang tinggi di pasar internasional"


PASE SATU | MUMBAI - Pasar minyak sawit India mengalami gejolak signifikan. Beberapa perusahaan penyulingan di India dilaporkan telah membatalkan pesanan minyak sawit mentah (CPO) dengan total volume mencapai 70.000 metrik ton.



Pembatalan ini mempengaruhi pengiriman yang dijadwalkan antara Maret dan Juni. Faktor utama di balik keputusan ini adalah lonjakan harga CPO di Malaysia, yang menjadi patokan global, serta margin keuntungan penyulingan yang negatif di India.



Dalam tiga hari terakhir, para pelaku industri penyulingan di India mengambil langkah drastis dengan membatalkan pesanan. Pada hari Kamis saja, sekitar 40.000 ton CPO dibatalkan. Keputusan ini diambil setelah harga kontrak berjangka minyak sawit di Malaysia melonjak lebih dari 11% dalam empat minggu terakhir.

Baca Juga:

India, sebagai negara pengimpor minyak sawit terbesar di dunia, tentu saja memiliki dampak besar pada pasar global. Pembatalan pesanan ini berpotensi menahan laju kenaikan harga minyak sawit di Malaysia. Namun, di sisi lain, hal ini dapat mendorong kenaikan harga minyak kedelai karena beberapa perusahaan penyulingan beralih ke alternatif tersebut.



Menurut sumber-sumber perdagangan yang tidak ingin disebutkan namanya, beberapa pembeli di India, terutama yang memiliki kilang minyak di pantai timur, memilih untuk menjual kembali kontrak minyak sawit mereka kepada pemasok. Keputusan ini diambil karena margin penyulingan minyak sawit yang tidak menguntungkan di India, ditambah dengan harga CPO yang tinggi di pasar internasional.



Biasanya, pembeli di Asia lebih memilih minyak sawit karena harganya yang relatif murah dan waktu pengiriman yang cepat. Namun, kenaikan harga baru-baru ini telah mengubah dinamika pasar, dengan harga minyak sawit kini lebih tinggi daripada minyak kedelai di pasar global.



"Masuknya minyak kedelai ke India pada Februari dan Maret, dengan harga yang sedikit lebih rendah dari minyak sawit, telah mendorong sejumlah penyuling untuk membatalkan pembelian minyak sawit mereka dan beralih ke minyak kedelai," kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang minyak nabati.



Seorang pedagang dari sebuah perusahaan perdagangan global di Mumbai menambahkan bahwa pembatalan kontrak dilakukan atas kesepakatan bersama antara pembeli dan penjual. Pembeli bersedia menerima harga yang sedikit lebih rendah dari harga pasar saat ini sebagai kompensasi atas pembatalan tersebut.



Saat ini, harga penawaran CPO untuk pengiriman Maret di India mencapai sekitar $1.210 per ton (CIF), meningkat signifikan dari sekitar $1.120 hingga $1.130 per ton pada bulan sebelumnya.



Data menunjukkan bahwa impor minyak sawit India pada Januari 2024 mengalami penurunan tajam, yaitu 45% dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 275.241 metrik ton. Ini adalah angka impor terendah dalam hampir 14 tahun terakhir. 



Penurunan ini disebabkan oleh peralihan para penyuling ke minyak kedelai yang lebih murah, yang sebagian besar diimpor dari Argentina dan Brasil.
Selain itu, spekulasi di pasar mengenai kemungkinan kenaikan bea impor minyak sawit oleh pemerintah India juga menjadi faktor pendorong pembatalan kontrak. 



Beberapa penyuling memilih untuk mengamankan keuntungan mereka dengan membatalkan kontrak di tengah ketidakpastian ini.
Poin-poin Utama:

  • Pembatalan pesanan CPO oleh perusahaan penyulingan India sebanyak 70.000 metrik ton.
  • Lonjakan harga minyak sawit di Malaysia dan margin penyulingan negatif di India menjadi penyebab utama.
  • Pergeseran ke minyak kedelai sebagai alternatif yang lebih murah.
  • Penurunan impor minyak sawit India ke level terendah dalam 14 tahun.
  • Spekulasi kenaikan bea impor juga mempengaruhi keputusan pembatalan kontrak.


Semoga versi ini memberikan sudut pandang yang lebih luas dan informasi yang lebih komprehensif.***

Sumber: www.reuters.com

ADVERTISEMENT
Designed by Pase Satu
ADVERTISEMENT
Designed by Pase Satu
ADVERTISEMENT
no