Jurnalis Yang Juga Pandai Menjinakkan Ular Dari Aceh Utara
Selain lihai dalam karya jurnalistik , ternyata Chairul Sya'ban juga lihai dalam menaklukkan hewan liar jenis ular. Bakat tersebut ia dapatkan karena rasa ketertarikan dan kecintaannya terhadap reptil tersebut.
Chairul Sya'ban seorang ayah yang tinggal di sebuah desa di Kecamatan Cot Girek Kabupaten Aceh Utara, dirinya adalah orang yang sangat sederhana dan menjalankan aktivitas sehari-harinya sebagai jurnalis yang kerap memberitakan tentang satwa.
Selama ini isu satwa yang paling banyak diberitakan adalah tentang gajah liar di Aceh Utara khususnya di kawasan Kecamatan Langkahan, Cot Girek dan Pirak Timu. Dimana daerah-daerah tersebut kerap terjadi konflik Gajah dengan manusia dan memang merupakan home ring gajah.
Oleh karena profesinya itu kerap berinteraksi dengan hewan liar berbisa jenis ular, terkadang lebih akrab disapa dengan julukan 'sang pawang'-. Tak hanya disitu, ia juga aktif menulis tentang isu-isu satwa, dirinya juga tergabung dalam Forum Jurnalis Lingkungan (FJL).
Berbicara tentang ular , Chairul Sya'ban sudah pernah menaklukkan beberapa jenis ular diantaranya ular Python , Cobra dan ular tali Picis dengan menggunakan tangan kosong. Hewan liar berbisa itu tidak berkutik jika berhadapan dengan Chairul Sya'ban.
Tak hanya disitu rupanya dia kerap menaklukkan ular-ular tersebut untuk kembali dilepasliarkan ke kawasan hutan yang jauh dari pemukiman penduduk.
Suatu pagi seperti biasanya sebelum kami melakukan aktivitas jurnalistik Kami nongkrong di sebuah warung kopi di pusat ibukota Aceh Utara. Namun dipagi itu kami tidak keluar bareng seperti biasanya,kebetulan pagi itu saya duluan sampai ke warkop tersebut, lalu sekitar setengah jam kemudian Chairul sya'aban muncul dan kami sama sama menikmati secangkir kopi pagi.
Lalu tiba-tiba handphone milik Chairul sya'aban berbunyi, lalu dia pun mengangkat , dan terlihat sekilas dari raut wajahnya yang agak memucat setelah mematikan Handphone nya ,
Lalu saya bertanya , ada apa bro, ada info apa , sambil duduk dirinya menjawab ," kita harus pergi ke sana sebentar, ada seekor ular phyton yang sudah diamankan warga", ucap Chairul sya'aban.
Lalu setelah kami selesai minum kopi saya dan Chairul sya'aban pun menuju desa tersebut , yang lumayan jauh sekitar satu jam perjalanan dari pusat ibukota Aceh Utara tersebut.
Setelah sampai kedesa tersebut kami pun menelepon balik orang yang menginformasikan tersebut, lalu kami melihat ada seekor ular phyton yang sudah diamankan warga di dalam goni , kemudian Chairul sya'ban pun bergegas menuju goni tersebut, lalu membawanya ke tempat terbuka yang agak jauh dari keramaian.
Setelah itu saya pun mengambil kamera IOS conon milik saya untuk saya abadikan aksi sang pawang tersebut. Chairul sya'ban pun mengeluarkan ular tersebut dari dalam goni , kemudian mengelus elus seluruh badan ular tersebut, lalu dia menemukan beberapa bekas luka terkena hantaman benda tumpul , saat hendak diamankan warga.
Setelah beberapa saat bermain dengan ular jenis phiton tersebut Chairul sya'ban dibantu seorang warga membawa ular tersebut ke sebuah alur yang jauh dari pemukiman warga , dan melepasliarkan kembali ular tersebut ke habitat nya. Dan hal ini pun sudah sering dilakukan nya baik itu bersama warga maupun bekerja sama dengan pihak KSDA wilayah I Lhokseumawe Aceh Utara.
Tentunya tidak mudah untuk menaklukkan hewan berbisa tersebut. Saya pun penasaran bagaimana dirinya bisa menguasai hal tersebut, hingga dirinya pun memberikan beberapa trik dalam menaklukkan hewan berbisa.
Memang ada banyak cara yang dilakukan sebagian orang untuk menaklukkan ular dengan cara yang aman. Bisa saja menggunakan alat sejenis tongkat penjepit, cara manual dengan kayu, dan bahkan dengan cara tangan kosong. Namun perlu hati-hati juga karena bisa saja hewan melata apalagi yang berbisa tinggi dapat menyerang secara tiba-tiba.
“Kalau cara yang saya lakukan selama ini ya dengan tangan kosong saja, karena lebih kerap menemukan ular jenis Phyton atau Sancha Kembang. Untuk yang berbisa tinggi saya ga mau berisiko, jika tidak selamat ya tentu nyawa melayang,” tutur Chairul.
Namun demikian, Chairul juga kerap kewalahan jika menaklukkan ular khususnya Phyton karena ukurannya jauh lebih besar. “Ya sering kewalahan, apalagi kalau Phyton itu ukurannya bisa mencapai sepuluh meter. Toh, ga mungkin sendirian kan, jadi setidaknya harus ada tiga orang,” demikian Chairul menambahkan.
Disini pria asal Kabupaten Aceh Utara tersebut juga memberikan tips untuk agar bagaimana menaklukkan ular dengan aman sebagaimana cara yang pernah ia lakukan selama ini. Semua jenis ular memiliki pendengaran dan penglihatan yang kurang baik, hewan melata biasanya hanya mendeteksi lawan atau mangsanya dengan cara menjulurkan lidah.
Dengan kondisi seperti itu maka bisa dengan mudah diamankan, tapi jangan coba-coba melakukannya sendirian apalagi yang berbisa tinggi dan ukurannya jauh lebih besar dari tangan yang kita miliki. “Mengingat penglihatan si ular memiliki kekurangan, lakukan dengan posisi di belakang,” sebut Chairul.
Untuk jenis Phyton (Sancha Kembang), lakukan dengan posisi di belakang dan jangan terlalu dekat. Kemudian jangan banyak bergerak, tetap santai. Lihat lidahnya apakah menjulur atau tidak, lihat pula posisi kepalanya apakah berbentuk ‘S’ atau tidak. Jika keduanya seperti itu, mending agak menjauh karena hewan melata tersebut siap-siap menyerang.
“Usahakan ada tiga orang jika ukurannya ularnya lebih besar dari tangan kita, ketika ularnya merasa sudah aman maka pegang bagian ujung ekornya dan tekuk. Jika agresif, hindari posisi kita dari depan si ular karena itu pertanda bahwa dia telah mendeteksi lawannya,” pungkas Chairul.
Dalam kesempatan itu Chairul juga mengimbau kepada setiap orang jika suatu saat bertemu dengan ular maka jangan sok berani untuk menangkap apalagi menaklukkannya, lain halnya jika sudah emergency. Ia pastikan masih banyak orang yang takut dan geli dengan ular, terkecuali yang sudah membidanginya seperti pecinta reptile.
“Ada banyak pemuda pemudi yang memelihara reptile ular, dan ada banyak pula yang takut atau geli dengan ular. Jadi ya simpel saja deh, jangan sok-sok berani, kalau emergensy silahkan tapi tetap waspada karena bisa saja menyerang secara tiba-tiba,” cetus Chairul seraya menutupi perbincangannya dengan tips yang ia lakukan selama ini.
Tidak hanya itu selama ini Chairul sya'ban dan saya juga kerap selalu melakukan koordinasi dengan pihak KSDA wilayah I Lhokseumawe Aceh Utara ketika ada laporan gangguan satwa liar di seputar Aceh Utara.
Dan terkadang kami terjun langsung ke lapangan bersama pihak KSDA , terutama kalau ada gangguan gajah liar, harimau dan hewan lainnya.